Pernahkah mendengar istilah
“posisi menentukan prestasi”? Nampaknya istilah itu memang benar dimana posisi
tempat duduk seorang siswa berpengaruh terhadap prestasi yang diraihnya. Siswa
yang duduk di bangku deretan depan biasanya lebih cepat menangkap materi yang
disampaikan oleh guru, sementara siswa yang duduk di bangku belakang cenderung
menjadi bagian dari 25% siswa yang tertinggal meskipun pernyataan di atas bisa
disangkal karena banyak juga siswa yang duduknya di bangku belakang mempunyai
prestasi gemilang di kelasnya.
Posisi tempat duduk
siswa memang mempunyai pengaruh terhadap prestasinya di kelas. Dimana siswa
yang duduk di bangku depan mau tidak mau harus memperhatikan guru yang sedang
mengajar. Sehingga secara tidak langsung siswa tersebut akan mudah menyerap
materi. Berbeda dengan siswa yang duduk di belakang, mereka memiliki kesempatan
lebih banyak untuk tidak memperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
Penataan tempat duduk
yang tepat dalam kelas merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen
kelas. Salah satu prinsip umum adalah bahwa siswa seharusnya memiliki ruang
yang cukup untuk bekerja dengan nyaman. Jika guru mengharapkan siswanya banyak
bergerak di dalam kelas, seharusnya ruang yang digunakan cukup untuk siswa dan
guru itu bergerak tanpa menabrak dan mengganggu siswa lainnya yang sedang
bekerja. Dalam penataan tempat duduk ini juga tergantung pada sumber daya yang
tersedia.
Selain itu, aspek pedagogis
juga harus diperhatikan. Hal ini terkait pemilihan penataan tempat duduk yang
tepat perlu dilakukan dengan menyelaraskan antara format dan tujuan pelajaran,
karena penempatan siswa dapat mempengaruhi efektivitas tipe-tipe penyampaian pelajaran
yang berbeda. Bila yang digunakan adalah gaya pengajaran langsung dimana guru
menghabiskan banyak waktu untuk menyampaikan isi pelajaran dan ada interaksi
dengan seluruh kelas, maka posisi seluruh siswa harus dapat melihat guru dan
alat-alat yang digunakan. Tidak ada siswa yang membelakangi guru. Dengan
demikian memungkinkan terjadinya tatap muka sekaligus guru dapat mengontrol
tingkah laku siswa. Cara penataan tempat duduk dapat diatur oleh guru, misalnya
dengan mendudukkan siswa-siswa dalam posisi baris-berbaris menghadap guru,
setengah lingkaran, atau letter U.
Namun yang akan dibahas kali ini adalah posisi baris-berbaris seperti yang
terlihat di bawah ini.
Keterangan:
1. Lemari
buku siswa
2. Papan
tulis
3. Meja
guru
4. Bangku
siswa
5. Tempat
penyimpanan alat peraga.
Pengaturan tempat duduk
seperti di atas adalah contoh untuk pengaturan pola baris-berbaris yang umumnya
digunakan di Sekolah Dasar dan memungkinkan untuk pembelajaran secara klasikal
di dalam kelas, tidak cocok untuk pembelajaran kerja kelompok.
Di sekolah-sekolah
(Sekolah Dasar) sebelum sekolah dimulai guru harus menentukan apakah akan
menempatkan setiap siswa pada bangku tertentu, atau mengijinkan siswa memilih
bangkunya masing-masing. Pada umumnya, pada awal tahun ajaran gurulah yang
menentukan bangku yang akan ditempati masing-masing siswa. Sebaiknya guru
mengumumkan posisi tempat duduk yang telah ditentukan bersifat sementara sampai
guru selesai mempelajari nama-nama siswa, perilaku dan tingkah laku siswa
kira-kira selama satu bulan. Guru boleh saja menegaskan siswa untuk memilih
bangku lain yang telah ditentukan sebelumnya. Namun bila terdapat beberapa
siswa yang sulit, lebih baik jika guru tetap mengontrol pola tempat duduk
siswa, memisahkan siswa-siswa yang bermasalah dan menempatkan mereka di area
yang mudah dimonitori. Guru tidak perlu memisahkan siswa bermasalah atau
menampakkan bahwa mereka sengaja ditempatkan di tempat tertentu. Apapun pola
duduk yang dipilih, selalu perhatikan dan waspadai kebutuhan dengar dan pandang
khusus dari siswa-siswa yang bermasalah.
Salah satu kelemahan
dari posisi duduk baris berbaris adalah tidak meratanya penyerapan materi bagi
siswa yang duduk di depan dan di belakang. Hanya siswa yang duduk di depan saja
yang dapat menangkap materi dengan jelas sedangkan siswa yang duduk dibelakang
cenderung tidak memperhatikan guru. Agar adanya keadilan dalam posisi tempat
duduk harus ada pemerataan dalam hal giliran untuk duduk di posisi depan dan
belakang. Untuk pemerataan tersebut, maka dilakukanlah arisan bangku.
Arisan bangku adalah
penentuan tempat duduk secara dikocok. Setiap tanggal 1 dan 15 masing-masing
siswa mengambil nomor yang ada pada kocokan. Sebelumnya guru telah memberikan
nomor terlebih dahulu pada setiap bangku. Siswa yang mendapatkan kocokan nomor
1, duduk di bangku nomor 1 begitu pula untuk nomor-nomor lainnya.
Setelah siswa
mendapatkan nomornya, dia menuliskan namanya di tabel bangku yang ditempel di
depan kelas. Hal ini untuk mempermudah guru dalam menghapal nama siswa. Tabel
bangku yang ada seperti di bawah ini.
Hal ini dilakukan
secara terus-menerus setiap tanggal 1 dan 15 sehingga setiap siswa
berkesempatan untuk duduk di bangku depan, tengah, belakang, samping kanan,
samping kiri sesuai dengan keberuntungannya.
Pola tempat duduk pasti
memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari penentuan bangku ini
adalah dapat mengakrabkan antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Arisan
bangku ini tidak memisahkan antara siswa yang pandai dengan yang kurang pandai,
yang baik dengan yang nakal, namun semuanya berbaur.
Selain itu juga
terdapat kelemahannya, yaitu bisa saja siswa A kebagian duduk di bangku yang
sama setiap bulannya karena ini tergantung pada keberuntungan siswa tersebut.
Kita bisa mengurangi
kelemahan dari posisi tempat duduk dengan arisan bangku ini misalnya siswa A
yang selalu duduk di bangku yang sama ditukar dengan siswa lain namun
sebelumnya harus ada komitmen guru dan seluruh siswa di awal agar peraturan
arisan bangku ini bisa diterapkan.
Sumber Referensi:
L. Partin, Ronald. (2012). Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas. Jakarta: PT Indeks.